Jumat, 07 Agustus 2015

Kabut Senja Dan Embun Pagi

Kabut senja berbias cahaya keemasan menjingga yang dari padanya mengalir imajinasi.
Laksana pancaran semburat lembayung yang mengabarkan kesegaran buaian angin dan menghadirkan kesejukan petang.
Kabut senja pun merangkak melintasi malam-malam berpandu terang cahaya bulan, yang mengintai dari balik awan.
Lalu kabut senja itu bertahta sejenak pada negri di awan yang berhias sejuta bintang.

"Dimanakah embun pagi itu” katamu wahai kabut senja. Yang karenanya menetes laksana bening embun pagi menikam kegelisahan.
Menggelayuti jejak-jejak lembayung yang sedang memandang bulan bintang dan berpendar mengecup manis sang malam.

”Kadang ingin rasanya aku masuk dalam duniamu, embun pagi” Bisik kabut senja pada sang angin yang lalu mengabarkannya pada sang fajar.

Namun sekuat apapun kabut senja mencari, tak akan mungkin menemukan embun pagi.
Karena senja tak akan hidup tanpa rembulan pemilik sang malam dan embun tak akan hidup tanpa bias mentari, karena harus setia menyentuh pagi.

Ruddierawk~